Minggu, 30 Oktober 2022

Sejarah masuknya Islam ke indonesia

 

1. Islam Masuk ke Indonesia Pada Abad ke 7

  1. Seminar masuknya Islam di Indonesia (di Aceh), sebagian dasar adalah catatan perjalanan Al-Mas’udi, yang menyatakan bahwa pada 675 M terdapat utusan dari raja Arab muslim yang berkunjung ke Kalingga. Pada 648 M, diterangkan telah ada koloni Arab muslim di pantai timur Sumatra.
  2. Dari Harry W. Hazard dalam Atlas of Islamic History (1954), diterangkan bahwa kaum muslim masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M yang dilakukan oleh para pedagang muslim yang selalu singgah di Sumatra dalam perjalannya ke Tionghoa.
  3. Dari Gerini dalam Futher India and Indo-Malay Archipelago, di dalamnya menjelaskan bahwa kaum muslim sudah ada di kawasan India, Indonesia, dan Malaya antara tahun 606–699 M.
  4. Sayed Naguib Al Attas dalam Preliminary Statemate on General Theory of Islamization of Malay-Indonesian Archipelago (1969), di dalamnya mengungkapkan bahwa kaum muslim sudah ada di kepulauan Malaya-Indonesia pada 672 M.
  5. Sayed Qodratullah Fatimy dalam Islam comes to Malaysia mengungkapkan bahwa pada 674 M kaum muslim Arab telah masuk ke Malaya.
  6. S. Muhammmad Huseyn Nainar, dalam makalah ceramahnya berjudul Islam di India dan Hubungannya dengan Indonesia menyatakan bahwa beberapa sumber tertulis menerangkan kaum muslim India pada 687 sudah ada hubungan dengan kaum muslim Indonesia.
  7. W.P. Groeneveld dalam Historical Notes on Indonesia and Malaya Compiled from Chinese Sources, menjelaskan bahwa dalam Hikayat Dinasti T’ang memberitahukan adanya Ta Shih (Arab muslim) berkunjung ke Holing (Kalingga, tahun 674 M).
  8. T.W. Arnold dalam buku The Preaching of Islam: A History of The Propagation of the Moslem Faith menjelaskan bahwa Islam datang dari Arab ke Indonesia pada 1 Hijriah (abad 7 M).

    2. Islam Masuk ke Indonesia pada Abad ke-11

    Satu-satunya sumber ini adalah ditemukannya makam panjang di daerah Leran Manyar, Gresik, yaitu makam Fatimah Binti Maimoon dan rombongannya. Pada makam itu terdapat prasati huruf Arab Riq’ah yang berangka tahun (dimasehikan 1082).

    3. Islam Masuk ke Indonesia pada Abad ke-13

    1. Catatan perjalanan Marcopolo menyatakan bahwa dia menjumpai adanya kerajaan Islam Ferlec (mungkin Peureulack) di Aceh pada 1292 M.
    2. K.F.H. van Langen menyebut adanya kerajaan Pase (mungkin Pasai) di Aceh pada 1298 M berdasarkan berita Tiongkok.
    3. J.P. Moquette dalam De Grafsteen te Pase en Grisse Vergeleken Met Dergelijk Monumenten uit Hindoesten menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13.
    4. Beberapa sarjana Barat seperti R.A Kern; C. Snouck Hurgronje; dan Schrieke, lebih cenderung menyimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 dikarenakan sudah adanya beberapa kerajaaan Islam di kawasan Indonesia.

    Namun yang jelas, sebelum pengaruh Islam masuk ke Indonesia, di kawasan ini sudah terdapat kontak-kontak dagang, baik dari Arab, Persia, India dan Tiongkok. Islam secara akomodatif, akulturatif, dan sinkretis merasuk dan mempunyai pengaruh di Arab, Persia, India, dan Tiongkok. Melalui perdagangan itulah Islam masuk ke kawasan Indonesia. Dengan demikian, bangsa Arab, Persia, India, dan Tiongkok punya andil melancarkan perkembangan Islam di kawasan Indonesia.

    Islam sendiri masuk di Jawa melalui pesisir utara Pulau Jawa ditandai dengan ditemukannya makam Fatimah binti
    Maimun bin Hibatullah yang wafat pada 475 Hijriah atau 1082 M di Desa Leran, Kecamatan Manyar, Gresik. Dilihat dari namanya, diperkirakan Fatimah adalah keturunan Hibatullah, salah satu dinasti di Persia. Selain itu, di Gresik juga ditemukan makam Malik Ibrahim dari Kasyan (satu tempat di Persia) yang meninggal pada 822 H atau 1419 M.

    Agak ke pedalaman, di Mojokerto juga ditemukan ratusan kubur Islam kuno. Makam tertua berangka tahun 1374 M. Diperkirakan makam-makam ini ialah makam keluarga istana Majapahit.

    Proses Masuk dan Berkembangnya Agama Islam di Indonesia

    Sejarah mencatat bahwa kaum pedagang memegang peranan penting dalam persebaran agama dan kebudayaan Islam. Letak Indonesia yang strategis menyebabkan munculnya bandar-bandar perdagangan yang turut membantu mempercepat persebaran tersebut. Selain itu, cara lain yang turut berperan ialah melalui dakwah yang dilakukan para mubaligh (pendakwah).

    1. Peranan Kaum Pedagang

    Seperti halnya penyebaran agama Hindu-Buddha, kaum pedagang memegang peranan penting dalam proses penyebaran agama Islam, baik pedagang dari luar Indonesia maupun para pedagang Indonesia. Para pedagang itu datang dan berdagang di pusat-pusat perdagangan di daerah pesisir. Malaka merupakan pusat transit para pedagang. Selain itu, bandar-bandar di sekitar Malaka seperti Perlak dan Samudra Pasai juga didatangi para pedagang. Mereka tinggal di tempat-tempat tersebut dalam waktu yang lama untuk menunggu datangnya angin musim.

    Pada saat menunggu inilah terjadi pembauran antarpedagang dari berbagai bangsa serta antara pedagang dan penduduk setempat. Terjadilah kegiatan saling memperkenalkan adat istiadat, budaya, dan agama. Tidak hanya melakukan perdagangan, bahkan juga terjadi asimilasi melalui perkawinan. Pedagang-pedagang tersebut berasal dari Arab, Persia, dan Gujarat, yang umumnya beragama Islam.

    Mereka mengenalkan agama dan budaya Islam kepada para pedagang lain maupun kepada penduduk setempat. Inilah yang membuat penduduk Indonesia mulai memeluk agama Islam. Lama-lama penganut agama Islam semakin banyak, bahkan kemudian berkembang perkampungan para pedagang Islam di daerah pesisir.

    Penduduk setempat yang telah memeluk agama Islam kemudian menyebarkan Islam kepada sesama pedagang, juga kepada sanak familinya. Akhirnya, Islam mulai berkembang di masyarakat Indonesia. Selain itu, para pedagang dan pelayar tersebut juga ada yang menikah dengan penduduk setempat, sehingga lahirlah keluarga dan anak-anak yang Islam. Hal ini berlangsung terus selama bertahun-tahun hingga akhirnya muncul sebuah komunitas Islam, yang  membentuk sebuah pemerintahaan Islam. Dari situlah lahir kesultanan-kesultanan Islam di Nusantara.

    2. Peranan Bandar-Bandar di Indonesia

    Bandar merupakan tempat berlabuh kapal-kapal atau persinggahan kapal-kapal dagang. Bandar juga merupakan pusat perdagangan, bahkan juga digunakan sebagai tempat tinggal para pengusaha perkapalan. Sebagai negara kepulauan yang terletak di jalur perdagangan internasional, Indonesia memiliki banyak bandar.

    Bandar-bandar ini memiliki peranan dan arti yang penting dalam proses masuknya Islam ke Indonesia. Para pedagang beragama Islam di bandar-bandar inilah memperkenalkan Islam kepada para pedagang lain atau kepada penduduk setempat. Dengan demikian, bandar menjadi pintu masuk dan pusat penyebaran agama Islam ke Indonesia.


0 komentar:

Posting Komentar