This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 12 November 2022

Letak Benua Asia

 

Letak Benua Asia

Secara astronomis, Benua Asia terletak antara 26°BT-170°BT dan 11°LS-80°LS.

Adapun, secara geografis, Benua Asia diapit oleh Benua Eropa, Benua Australia, dan Benua Amerika, juga dibatasi oleh tiga samudra, yaitu Samudra Hindia, Samudra Pasifik, dan Samudra Arktik. 

Sebagian besar Benua Asia terletak di belahan bumi bagian utara, dan sebagian lagi terletak di bumi bagian selatan. Batas-batas Benua Asia adalah sebagai berikut:

  • Utara: Samudra Arktik
  • Timur: Samudra Pasifik, Selat Bering, dan Laut Bering
  • Selatan: Samudra Hindia dan Australia
  • Barat: Pegunungan Ural, Laut Merah, Laut Kelapa, Selat Bosphorus, dan Selat Dardanella

Baca juga: Daftar Negara di Asia dan Ibu Kotanya

Negara-Negara di Benua Asia

Ilustrasi Benua Asiacanva.com Ilustrasi Benua Asia

Benua Asia terbagi menjadi enam kawasan dengan negara-negara yang ada di dalamnya. Enam kawasan Benua Asia adalah Asia Tenggara, Asia Selatan, Asia Timur, Asia Barat dan Asia Tengah. 

Berikut penjelasannya: 

  • Kawasan Asia Tenggara

Negara-negara yang masuk sebagai kawasan Asia Tenggara adalah Indonesia, Malaysia, Singapura, Myanmar, Laos, Thailand, Vietnam, Kamboja, Brunei Darussalam, Filipina, dan Timor Leste.

  • Kawasan Asia Selatan

Negara-negara yang masuk sebagai kawasan Asia Selatan adalah Pakistan, Bangladesh, India, Nepal, Bhutan, Sri Lanka, dan Maladewa.

  • Kawasan Asia Timur

Negara-negara yang masuk sebagai kawasan Asia Timur adalah Jepang, Korea Selatan, Korea Utara, China, dan Taiwan.

Baca juga: Asia Selatan: Negara dan Ibukotanya

  • Kawasan Asia Barat

Negara-negara yang masuk sebagai kawasan Asia Barat adalah Lebanon, Arab Saudi, Bahrain, Afganistan, Yordania, Yaman, Oman, Qatar, Irak, Suriah, Iran, Turki, Israel, Kuwait, Uni Emirat Arab, dan Siprus.

  • Kawasan Asia Tengah

Negara-negara yang masuk sebagai kawasan Asia Tengah adalah Kazakhstan , Azerbaijan, Kyrgyzstan, Mongolia, Uzbekistan, Tajikistan, Armenia, dan Turkmenistan. 

  • Kawasan Asia Utara

Negara-negara yang masuk sebagai kawasan Asia Utara adalah Rusia (wilayah Pegunungan Ural).

Minggu, 06 November 2022

Surat An Naba

 

Surat An Naba'

Berita Besar
Makkiyah
Surah ke-78
40 Ayat

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

1

عَمَّ يَتَسَاۤءَلُوْنَۚ

'amma yatasā`alụn

Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya?


2

عَنِ النَّبَاِ الْعَظِيْمِۙ

'anin-naba`il-'aẓīm

Tentang berita yang besar (hari kebangkitan),


3

الَّذِيْ هُمْ فِيْهِ مُخْتَلِفُوْنَۗ

allażī hum fīhi mukhtalifụn

yang dalam hal itu mereka berselisih.


4

كَلَّا سَيَعْلَمُوْنَۙ

kallā saya'lamụn

Tidak! Kelak mereka akan mengetahui,


5

ثُمَّ كَلَّا سَيَعْلَمُوْنَ

ṡumma kallā saya'lamụn

sekali lagi tidak! Kelak mereka akan mengetahui.


6

اَلَمْ نَجْعَلِ الْاَرْضَ مِهٰدًاۙ

a lam naj'alil-arḍa mihādā

Bukankah Kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan,


7

وَّالْجِبَالَ اَوْتَادًاۖ

wal-jibāla autādā

dan gunung-gunung sebagai pasak?


8

وَّخَلَقْنٰكُمْ اَزْوَاجًاۙ

wa khalaqnākum azwājā

Dan Kami menciptakan kamu berpasang-pasangan,


9

وَّجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًاۙ

wa ja'alnā naumakum subātā

dan Kami menjadikan tidurmu untuk istirahat,


10

وَّجَعَلْنَا الَّيْلَ لِبَاسًاۙ

wa ja'alnal-laila libāsā

dan Kami menjadikan malam sebagai pakaian,


11

وَّجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًاۚ

wa ja'alnan-nahāra ma'āsyā

dan Kami menjadikan siang untuk mencari penghidupan,


12

وَبَنَيْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعًا شِدَادًاۙ

wa banainā fauqakum sab'an syidādā

dan Kami membangun di atas kamu tujuh (langit) yang kokoh,


13

وَّجَعَلْنَا سِرَاجًا وَّهَّاجًاۖ

wa ja'alnā sirājaw wahhājā

dan Kami menjadikan pelita yang terang-benderang (matahari),


14

وَّاَنْزَلْنَا مِنَ الْمُعْصِرٰتِ مَاۤءً ثَجَّاجًاۙ

wa anzalnā minal-mu'ṣirāti mā`an ṡajjājā

dan Kami turunkan dari awan, air hujan yang tercurah dengan hebatnya,


15

لِّنُخْرِجَ بِهٖ حَبًّا وَّنَبَاتًاۙ

linukhrija bihī ḥabbaw wa nabātā

untuk Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tanam-tanaman,


16

وَّجَنّٰتٍ اَلْفَافًاۗ

wa jannātin alfāfā

dan kebun-kebun yang rindang.


17

اِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ كَانَ مِيْقَاتًاۙ

inna yaumal-faṣli kāna mīqātā

Sungguh, hari keputusan adalah suatu waktu yang telah ditetapkan,


18

يَّوْمَ يُنْفَخُ فِى الصُّوْرِ فَتَأْتُوْنَ اَفْوَاجًاۙ

yauma yunfakhu fiṣ-ṣụri fa ta`tụna afwājā

(yaitu) pada hari (ketika) sangkakala ditiup, lalu kamu datang berbondong-bondong,


19

وَّفُتِحَتِ السَّمَاۤءُ فَكَانَتْ اَبْوَابًاۙ

wa futiḥatis-samā`u fa kānat abwābā

dan langit pun dibukalah, maka terdapatlah beberapa pintu,


20

وَّسُيِّرَتِ الْجِبَالُ فَكَانَتْ سَرَابًاۗ

wa suyyiratil-jibālu fa kānat sarābā

dan gunung-gunung pun dijalankan sehingga menjadi fatamorgana.


21

اِنَّ جَهَنَّمَ كَانَتْ مِرْصَادًاۙ

inna jahannama kānat mirṣādā

Sungguh, (neraka) Jahanam itu (sebagai) tempat mengintai (bagi penjaga yang mengawasi isi neraka),


22

لِّلطّٰغِيْنَ مَاٰبًاۙ

liṭ-ṭāgīna ma`ābā

menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas.


23

لّٰبِثِيْنَ فِيْهَآ اَحْقَابًاۚ

lābiṡīna fīhā aḥqābā

Mereka tinggal di sana dalam masa yang lama,


24

لَا يَذُوْقُوْنَ فِيْهَا بَرْدًا وَّلَا شَرَابًاۙ

lā yażụqụna fīhā bardaw wa lā syarābā

mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman,


25

اِلَّا حَمِيْمًا وَّغَسَّاقًاۙ

illā ḥamīmaw wa gassāqā

selain air yang mendidih dan nanah,


26

جَزَاۤءً وِّفَاقًاۗ

jazā`aw wifāqā

sebagai pembalasan yang setimpal.


27

اِنَّهُمْ كَانُوْا لَا يَرْجُوْنَ حِسَابًاۙ

innahum kānụ lā yarjụna ḥisābā

Sesungguhnya dahulu mereka tidak pernah mengharapkan perhitungan.


28

وَّكَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا كِذَّابًاۗ

wa każżabụ bi`āyātinā kiżżābā

Dan mereka benar-benar mendustakan ayat-ayat Kami.


29

وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ كِتٰبًاۙ

wa kulla syai`in aḥṣaināhu kitābā

Dan segala sesuatu telah Kami catat dalam suatu Kitab (buku catatan amalan manusia).


30

فَذُوْقُوْا فَلَنْ نَّزِيْدَكُمْ اِلَّا عَذَابًا

fa żụqụ fa lan nazīdakum illā 'ażābā

Maka karena itu rasakanlah! Maka tidak ada yang akan Kami tambahkan kepadamu selain azab.


31

اِنَّ لِلْمُتَّقِيْنَ مَفَازًاۙ

inna lil-muttaqīna mafāzā

Sungguh, orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan,


32

حَدَاۤىِٕقَ وَاَعْنَابًاۙ

ḥadā`iqa wa a'nābā

(yaitu) kebun-kebun dan buah anggur,


33

وَّكَوَاعِبَ اَتْرَابًاۙ

wa kawā'iba atrābā

dan gadis-gadis montok yang sebaya,


34

وَّكَأْسًا دِهَاقًاۗ

wa ka`san dihāqā

dan gelas-gelas yang penuh (berisi minuman).


35

لَا يَسْمَعُوْنَ فِيْهَا لَغْوًا وَّلَا كِذَّابًا

lā yasma'ụna fīhā lagwaw wa lā kiżżābā

Di sana mereka tidak mendengar percakapan yang sia-sia maupun (perkataan) dusta.


36

جَزَاۤءً مِّنْ رَّبِّكَ عَطَاۤءً حِسَابًاۙ

jazā`am mir rabbika 'aṭā`an ḥisābā

Sebagai balasan dan pemberian yang cukup banyak dari Tuhanmu,


37

رَّبِّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا الرَّحْمٰنِ لَا يَمْلِكُوْنَ مِنْهُ خِطَابًاۚ

rabbis-samāwāti wal-arḍi wa mā bainahumar-raḥmāni lā yamlikụna min-hu khiṭābā

Tuhan (yang memelihara) langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya; Yang Maha Pengasih, mereka tidak mampu berbicara dengan Dia.


38

يَوْمَ يَقُوْمُ الرُّوْحُ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ صَفًّاۙ لَّا يَتَكَلَّمُوْنَ اِلَّا مَنْ اَذِنَ لَهُ الرَّحْمٰنُ وَقَالَ صَوَابًا

yauma yaqụmur-rụḥu wal-malā`ikatu ṣaffal lā yatakallamụna illā man ażina lahur-raḥmānu wa qāla ṣawābā

Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bersaf-saf, mereka tidak berkata-kata, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pengasih dan dia hanya mengatakan yang benar.


39

ذٰلِكَ الْيَوْمُ الْحَقُّۚ فَمَنْ شَاۤءَ اتَّخَذَ اِلٰى رَبِّهٖ مَاٰبًا

żālikal-yaumul-ḥaqq, fa man syā`attakhaża ilā rabbihī ma`ābā

Itulah hari yang pasti terjadi. Maka barang siapa menghendaki, niscaya dia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya.


40

اِنَّآ اَنْذَرْنٰكُمْ عَذَابًا قَرِيْبًا ەۙ يَّوْمَ يَنْظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ وَيَقُوْلُ الْكٰفِرُ يٰلَيْتَنِيْ كُنْتُ تُرَابًا

innā anżarnākum 'ażābang qarībay yauma yanẓurul-mar`u mā qaddamat yadāhu wa yaqụlul-kāfiru yā laitanī kuntu turābā

Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (orang kafir) azab yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata, “Alangkah baiknya seandainya dahulu aku jadi tanah.”


Berikutnya:

Minggu, 30 Oktober 2022

SENI TARI

 Seni tari adalah suatu gerakan yang berirama, dilakukan di suatu tempat dan waktu tertentu untuk mengekpresikan suatu perasaan dan menyampaikan pesan dari seseorang maupun kelompok. Seni menjadi wujud ekspresi diri dari manusia, yang sering dijadikan sarana hiburan dan pertunjukan. 

Secara umum seni tari adalah cabang seni yang mengungkapkan keindahan, ekspresi, hingga makna tertentu melalui media gerak tubuh yang disusun dan diperagakan sedemikian rupa untuk memberikan penampilan dan pengalaman yang menyenangkan atau menumbuhkan horison baru bagi penontonnya. Seni tari dapat dilakukan secara tunggal, berpasangan, berkelompok atau kolosal.

Sejarah masuknya Islam ke indonesia

 

1. Islam Masuk ke Indonesia Pada Abad ke 7

  1. Seminar masuknya Islam di Indonesia (di Aceh), sebagian dasar adalah catatan perjalanan Al-Mas’udi, yang menyatakan bahwa pada 675 M terdapat utusan dari raja Arab muslim yang berkunjung ke Kalingga. Pada 648 M, diterangkan telah ada koloni Arab muslim di pantai timur Sumatra.
  2. Dari Harry W. Hazard dalam Atlas of Islamic History (1954), diterangkan bahwa kaum muslim masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M yang dilakukan oleh para pedagang muslim yang selalu singgah di Sumatra dalam perjalannya ke Tionghoa.
  3. Dari Gerini dalam Futher India and Indo-Malay Archipelago, di dalamnya menjelaskan bahwa kaum muslim sudah ada di kawasan India, Indonesia, dan Malaya antara tahun 606–699 M.
  4. Sayed Naguib Al Attas dalam Preliminary Statemate on General Theory of Islamization of Malay-Indonesian Archipelago (1969), di dalamnya mengungkapkan bahwa kaum muslim sudah ada di kepulauan Malaya-Indonesia pada 672 M.
  5. Sayed Qodratullah Fatimy dalam Islam comes to Malaysia mengungkapkan bahwa pada 674 M kaum muslim Arab telah masuk ke Malaya.
  6. S. Muhammmad Huseyn Nainar, dalam makalah ceramahnya berjudul Islam di India dan Hubungannya dengan Indonesia menyatakan bahwa beberapa sumber tertulis menerangkan kaum muslim India pada 687 sudah ada hubungan dengan kaum muslim Indonesia.
  7. W.P. Groeneveld dalam Historical Notes on Indonesia and Malaya Compiled from Chinese Sources, menjelaskan bahwa dalam Hikayat Dinasti T’ang memberitahukan adanya Ta Shih (Arab muslim) berkunjung ke Holing (Kalingga, tahun 674 M).
  8. T.W. Arnold dalam buku The Preaching of Islam: A History of The Propagation of the Moslem Faith menjelaskan bahwa Islam datang dari Arab ke Indonesia pada 1 Hijriah (abad 7 M).

    2. Islam Masuk ke Indonesia pada Abad ke-11

    Satu-satunya sumber ini adalah ditemukannya makam panjang di daerah Leran Manyar, Gresik, yaitu makam Fatimah Binti Maimoon dan rombongannya. Pada makam itu terdapat prasati huruf Arab Riq’ah yang berangka tahun (dimasehikan 1082).

    3. Islam Masuk ke Indonesia pada Abad ke-13

    1. Catatan perjalanan Marcopolo menyatakan bahwa dia menjumpai adanya kerajaan Islam Ferlec (mungkin Peureulack) di Aceh pada 1292 M.
    2. K.F.H. van Langen menyebut adanya kerajaan Pase (mungkin Pasai) di Aceh pada 1298 M berdasarkan berita Tiongkok.
    3. J.P. Moquette dalam De Grafsteen te Pase en Grisse Vergeleken Met Dergelijk Monumenten uit Hindoesten menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13.
    4. Beberapa sarjana Barat seperti R.A Kern; C. Snouck Hurgronje; dan Schrieke, lebih cenderung menyimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 dikarenakan sudah adanya beberapa kerajaaan Islam di kawasan Indonesia.

    Namun yang jelas, sebelum pengaruh Islam masuk ke Indonesia, di kawasan ini sudah terdapat kontak-kontak dagang, baik dari Arab, Persia, India dan Tiongkok. Islam secara akomodatif, akulturatif, dan sinkretis merasuk dan mempunyai pengaruh di Arab, Persia, India, dan Tiongkok. Melalui perdagangan itulah Islam masuk ke kawasan Indonesia. Dengan demikian, bangsa Arab, Persia, India, dan Tiongkok punya andil melancarkan perkembangan Islam di kawasan Indonesia.

    Islam sendiri masuk di Jawa melalui pesisir utara Pulau Jawa ditandai dengan ditemukannya makam Fatimah binti
    Maimun bin Hibatullah yang wafat pada 475 Hijriah atau 1082 M di Desa Leran, Kecamatan Manyar, Gresik. Dilihat dari namanya, diperkirakan Fatimah adalah keturunan Hibatullah, salah satu dinasti di Persia. Selain itu, di Gresik juga ditemukan makam Malik Ibrahim dari Kasyan (satu tempat di Persia) yang meninggal pada 822 H atau 1419 M.

    Agak ke pedalaman, di Mojokerto juga ditemukan ratusan kubur Islam kuno. Makam tertua berangka tahun 1374 M. Diperkirakan makam-makam ini ialah makam keluarga istana Majapahit.

    Proses Masuk dan Berkembangnya Agama Islam di Indonesia

    Sejarah mencatat bahwa kaum pedagang memegang peranan penting dalam persebaran agama dan kebudayaan Islam. Letak Indonesia yang strategis menyebabkan munculnya bandar-bandar perdagangan yang turut membantu mempercepat persebaran tersebut. Selain itu, cara lain yang turut berperan ialah melalui dakwah yang dilakukan para mubaligh (pendakwah).

    1. Peranan Kaum Pedagang

    Seperti halnya penyebaran agama Hindu-Buddha, kaum pedagang memegang peranan penting dalam proses penyebaran agama Islam, baik pedagang dari luar Indonesia maupun para pedagang Indonesia. Para pedagang itu datang dan berdagang di pusat-pusat perdagangan di daerah pesisir. Malaka merupakan pusat transit para pedagang. Selain itu, bandar-bandar di sekitar Malaka seperti Perlak dan Samudra Pasai juga didatangi para pedagang. Mereka tinggal di tempat-tempat tersebut dalam waktu yang lama untuk menunggu datangnya angin musim.

    Pada saat menunggu inilah terjadi pembauran antarpedagang dari berbagai bangsa serta antara pedagang dan penduduk setempat. Terjadilah kegiatan saling memperkenalkan adat istiadat, budaya, dan agama. Tidak hanya melakukan perdagangan, bahkan juga terjadi asimilasi melalui perkawinan. Pedagang-pedagang tersebut berasal dari Arab, Persia, dan Gujarat, yang umumnya beragama Islam.

    Mereka mengenalkan agama dan budaya Islam kepada para pedagang lain maupun kepada penduduk setempat. Inilah yang membuat penduduk Indonesia mulai memeluk agama Islam. Lama-lama penganut agama Islam semakin banyak, bahkan kemudian berkembang perkampungan para pedagang Islam di daerah pesisir.

    Penduduk setempat yang telah memeluk agama Islam kemudian menyebarkan Islam kepada sesama pedagang, juga kepada sanak familinya. Akhirnya, Islam mulai berkembang di masyarakat Indonesia. Selain itu, para pedagang dan pelayar tersebut juga ada yang menikah dengan penduduk setempat, sehingga lahirlah keluarga dan anak-anak yang Islam. Hal ini berlangsung terus selama bertahun-tahun hingga akhirnya muncul sebuah komunitas Islam, yang  membentuk sebuah pemerintahaan Islam. Dari situlah lahir kesultanan-kesultanan Islam di Nusantara.

    2. Peranan Bandar-Bandar di Indonesia

    Bandar merupakan tempat berlabuh kapal-kapal atau persinggahan kapal-kapal dagang. Bandar juga merupakan pusat perdagangan, bahkan juga digunakan sebagai tempat tinggal para pengusaha perkapalan. Sebagai negara kepulauan yang terletak di jalur perdagangan internasional, Indonesia memiliki banyak bandar.

    Bandar-bandar ini memiliki peranan dan arti yang penting dalam proses masuknya Islam ke Indonesia. Para pedagang beragama Islam di bandar-bandar inilah memperkenalkan Islam kepada para pedagang lain atau kepada penduduk setempat. Dengan demikian, bandar menjadi pintu masuk dan pusat penyebaran agama Islam ke Indonesia.


Sejarah manusia purba

 

Sebagian dari kita mungkin pernah bertanya-tanya, bagaimana ya kehidupan di Bumi ini puluhan ribu hingga jutaan tahun yang lalu? Apakah sudah ada makhluk hidup di sini? Jika ada, apakah bentuknya sama dengan hewan-hewan yang sekarang masih ada? Kalau manusia, apakah sama dengan kita? Sejak kapan mereka ada? Dan sebagainya. Satu hal yang pasti, ilmuwan yang mengakui teori evolusi memercayai bahwa terdapat manusia purba yang menjadi nenek moyang umat manusia.

Hal ini mengacu pada fosil tulang-belulang yang telah ditemukan, yang menunjukkan bahwa bentuk tubuh mereka menyerupai manusia, namun bungkuk. Nah, pertanyaannya sekarang, bagaimana mereka bisa muncul di Bumi?

Persebaran Manusia Purba

Tahun 60.000 hingga 50.000 SM, diketahui bahwa manusia purba melakukan pergerakan dari Afrika Tengah ke Afrika Selatan. Sebelum akhirnya, di tahun 50.000 hingga 45.000 SM, mulai menyebar luas lagi ke Arab, India, dan Indonesia. Dari sini, mereka lalu mencapai Australia,  Jepang, Cina, Alaska, hingga Amerika Utara.

(Baca juga: Berapa Persen dari Otak Manusia Digunakan Setiap Harinya?)

Zaman Es, yang terjadi sekitar tahun 45.000 hingga 40.000 SM sedikit membuat penyebaran manusia-manusia ini tersendat. Saat itu, penyebaran hanya terjadi di kawasan Jazirah Arab. Baru di tahun 40.000 hingga 35.000 SM, pergerakan kembali terjadi. Kala itu tujuannya adalah Iran, Afganistan, dan Pakistan. Sebelum akhirnya menuju Pegunungan Himalaya dan sampai ke Myanmar. Dari Himalaya pula, yakni sekitar tahun 35.000 hingga 30.000 SM, manusia purba menyebar ke Kazakhstan dan Mongolia.

Dari Kazakhstan, manusia yang disebut Caucasoid ini lantas bergerak ke Eropa dan Semenanjung Portugal. Diikuti oleh pergerakan kembali dari Afrika Tengah ke Afrika Selatan di tahun 25.000 hingga 20.000 SM.

Tahun 20.000 hingga 10.000 SM, manusia jaman baheula ini telah menduduki seluruh benua Afrika kecuali wilayah utara dan barat Gurun Sahara. Sementara itu, yang berasal dari Asia Tengah bergerak ke Alaska.

latihan soal dari Kelas Pintar

Tahun 10.000 SM, persebaran ke berbagai wilayah kembali terjadi. Mereka yang berada di Alaska berpindah ke Amerika dan dipercaya sebagai nenek moyang suku Maya Tengah dan Selatan. Mereka yang berasal dari Arab mencapai Afrika Utara dan Mediterania, dan dipercaya sebagai asal bangsa Yunani Kuno. Mereka yang ada di Eropa Timur juga menyebar, pergi ke Kaspia. Sementara itu, yang berada di Himalaya pergi ke Cina, Rusia, dan Skandinavia. Mereka yang berada di Vietnam juga bergerak ke Cina Timur dan yang berasal dari Thailand menyebar ke Indonesia dan Pasifik.

Jenis-Jenis Manusia Purba

Manusia purba yang menyebar ke penjuru dunia rupanya memiliki bentuk yang berbeda sehingga ilmuwan mengklasifikasi mereka. Mereka yang ditemukan di Eropa di antaranya adalah Homo Neandherthalensis, Paranthropus Robustus, dan Paranthropus Transvaalensis (Homo Cro Magnon).

Homo Neandherthalensis ditemukan oleh Rudolf Virchow di Lembah Neander, Dusseldorf, Jerman Barat pada tahun 1856. Sementara itu, Paranthropus Robustus dan Homo Cro Magnon ditemukan di Gua Spy di Belgia dan di Perancis.

Di Afrika, manusia purba terdiri dari beberapa jenis. Salah satunya adalah Homo Africanus yang ditemukan oleh Reymond Dart dan Robert Broom di Pertambangan Taung Botswana pada tahun 1924.

Manusia Purba di Indonesia

Di Indonesia sendiri terdapat beberapa manusia purba yang pernah ditemukan, diantaranya sebagai berikut.

1. Meganthropus Paleojavanicu

Manusia purba ini ditemukan di Sangiran, lembah Sungai Bengawan Solo tahun 1941.

2. Pithecanthropus Erectus

Ditemukan di lembah Sungai Brantas tahun 1936.

3. Pithecanthropus Robustus

Ditemukan di Desa Trinil, Ngawi, tahun 1890 hingga 1892.

4. Homo Soloensis

Ditemukan di Bengawan Solo, Ngandong, Sambung Macan, dan Sangiran di tahun 1931 hingga 1934.

5. Homo Wajakensis

Ditemukan di Jawa Timur tahun 1889.

6. Homo Mojokertensis

Ditemukan di Mojokerto tahun 1936.

Cara Hidup Manusia Purba

Dari awal kemunculannya, manusia purba memiliki cara hidup yang berubah seiring waktu. Cara hidup mereka kemudian dibagi menjadi beberapa masa. Pertama adalah Paleolithik, yaitu ketika manusia purba masih berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana. Kedua adalah masa Mesolithik, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut. Ketiga adalah Neolithik ketika mereka mulai bercocok tanam. Terakhir adalah masa Megalithik atau yang disebut juga sebagai masa perundagian dan logam.